Jumat, 30 Mei 2014

Andai Praktek kedokteran dapat diturunkan ke anak , spt pada dukun dan sinshe ..suatu standar ganda pelayanan kesehatan pemerintah Indonesia

Ruang praktek bedah - dokter ramzi spb | Pelayanan kesehatan dapat di turunkan pada anak | Ilmu kedokteran jelas bukan ilmu turun temurun , mesti melalui mekanisme pendidikan yang jelas dan teruji.Hal ini berbeda dengan ilmu perdukunan , sinshe atau kedokteran tradisional lainnya. tidak teruji dan tidak jelas kenapa ?  Harusnya pemerintah tegas dalam masalah ini . Ada cerita tentang kejadian ini di lokasi perumahan tempat kami berdomisili yaitu di komplek pondok mutiara panam pekanbaru : Dulu  ada sinshe x yang berpraktek dan mempunyai banyak pasien dengan plank praktek yang besar dengan terpasang lampu kelapkelip layanya UGD suatu rumah sakit dan tertulis surat ijin dari pemerintah  . Semua berjalan lancar dan setiap hari  ramai di datangi oleh pasien fraktur , bertongkat bahkan dengan ambulan yg datang berkonsultasi ke sinshe tersebut . Namun  6 bulan yang lalu sang sinshe meninggal . si sinshe ini memiliki keturunan 2 orang anak laki -laki yang melanjutkan praktek sang orang tua . Naifnya kedua anak ini saling berseteru dalam berpraktek dimana mereka berebutan pasien dan saling berlomba memasang plank praktek yang besar dan semakin mencolok . sehingga bagi kita warga sekitar kejadian ini cukup mengusik dan mengganggu .


Apakah ini tidak menjadi perhatian dari pemerintah daerah pekanbaru , dalam hal ini dinas kesehatan ? ambivalensi dalam menerapkan peraturan ? Inilah yang kerap menjadi bumerang dalam praktek pelayanan kesehatan yang terjadi saat ini . satu kata tidak realistis..standar ganda.dan  tidak tegas. Mungkin harus ada pemimpin yang tegas kedepannya yang dapat menjadi panutan dari atas sampai kebawah . Ada sinyalemen saat ini bahwa pemerintah bisa melarang dokter , klinik dan rumah sakit berpraktek melayani pasien , tapi tidak sanggup melarang atau memberhentikan pelayanan kesehatan yang bersifat tradisional , perdukunan dan sinshe yang jelas - jelas tidak berizin , berbahaya dan tidak ada standard.aneh

Bila boleh kami para dokter atau perawat di indonesia atau dunia ini dapat langsung mengclaim bahwa profesi ini langsung dapat ditutunkan ke anak kami untuk dapat menggantikan perpraktekan ini tampa melalui pendidikan tentulah sangat enak sekali. Ini dalam konteks dengan anak sinshe tadi dua-duanya sekarang membuka praktek persinshean secara otomatis dan di amini oleh pemerintah pekanbaru riau melalui dinas kesehatan terkait. Lantas jika jatuh korban pasien akibat penanganan yang tidak rasional dan mengancam nyawa pasien siapa yang bertanggung jawab ?. Betapa enaknya anak-anak para sinshe tersebut yang langsung mendapat gelar dukun atau sinshe tanpa adanya standar kepatutan dalam memberikan pelayanan kesehatan pada manusia.

Jika semua aspek masyarakat dapat memberikan pelayanan kesehatan secara gampang dan instan buat apa di buat peraturan dan undang-undang kesehatan Jika itu hanya tertuju ke pada dokter dan para medis ..Lalu kenapa jika di tanyakan ke pada pemerintah kenapa ada izin bagi pelayanan praktek seperti itu , jawabannya sering di nyatakan tidak ada undang-undang yang mengatur tentang praktek perdukunan dan sinshe ...lha . inilah bukti bahwa peraturan yang kita buat adalah abu-abu dan tebang pilih..

Detik demi detik kita selalu berharap adanya pemimpin yang tegas dan tidak abu-abu dalam menerapkan peraturan . Semoga kedepannya kita sangat berharap pemerintah yang tegas dengan hukum dan peraturan serta melindungi kepentingan rakyat banyak di wilayah asia dan dunia dan khususnya bagi kami pelayan kesehatan masyarakat indonesia . Disegani oleh kawan dan lawan diregional dan dunia serta mensupport perkembangan tehnologi dan ilmu khususnya di bidang kesehatan dan kedokteran . serta tidak ragu dan berstandar ganda seperti pemerintahan sebelumnya.

Khususnya bagi masyarakat indonesia yang jujur saja masih amat sangat rendah mengenai pelayanan kesehatan sehingga tidak cerdas , tidak rasional , cedenderung memilih jalan pintas , kurang mau membaca apalagi saat ini banyak media yang tersedia untuk iqrak atau membaca , Konsultasi online  , informasi yang berimbang .Jangan mudah terpancing dengan katanya , cerita kesembuhan dari teman , atau informasi media yang sering sifatnya informasi yang trending dan tidak layak publis sehingga menjadi mesin perusak bagi para pemirsa atau pendengar atau pembaca. Herannya departemen kesehatan selaku perpanjangan tangan pemerintah dan IDI selaku organisasi profesi yang resmi sepertinya tidak bertaji untuk sekedar berdiskusi mempertanyakan iklan atau cerita-cerita konyol layaknya kisah ponari , kisah UGB , kisah olga saputra dengan telurnya dan sejuta kisah miris yang sangat menyayat hati kita sebagai anak bangsa ini dengan lembaga penyiaran indonesia . Dan bagi LPI juga ini hanyalah berita biasa yang tidak berdampak destroyers bagi bangsa indonesia . Pemerintah yang tidak berpihak dan tak peduli tentu akan jadi cibiran asing terhadap rendahnya mental masyarakat dan rendahnya pelayanan kesehatan masyarakat di indonesia..Ah paling EGP yang penting tips jalan terus..

Begitu juga media kita sangat jarang memberitakan keberhasilan dan perkembangan dunia kedokteran terkini karena mungkin tidak memiliki nilai jual tinggi di depan pengiklan , sementara berita tentang pelayanan kesehatan yang tidak rasional , tidak masuk akal , atau boleh juga di bilang setengah gila , atau membahayakan nyawa penderita menjadi konsumsi sehari-hari kita.Apakah di Lembaga Penyiaran ini ada beranggotakan orang - orang kesehatan ? , atau layaknya di DPR yang berisi orang kesehatan tapi tidak menyuarakan kesehatan alias tidur..

Secara jujur tidak banyak dokter yang punya web site atau blog yang menginformasikan kapasitasnya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat atau berkonsultasi langsung secara online sehingga banyak masyarakat akan terbantu dengan berita kesehatan yang di publish , coba lihat di negara barat rerata pada praktisi mempunyai media untuk berkonsultasi atau bertukar informasi dengan pasien atau masyarakat sehingga masyarakat melek kesehatan . Jangan ada kesan sesuatu yang ekslusif atau tersembunya . Bahkan terkesan dokter atau petugas medis ini terletak jauh tinggi di langit sehingga sulit untuk di jumpai , didatangi atau di tanyai..

Jika Indonesia ini ingin memberikan pelayanan kesehatan berbasis pengobatan tradisional seperti dukun atau sinshe dll . Silahkan dirikan sekolah perdukunan atau sekolah sinshe yang berstandar jelas sehingga tidak ada yang abu-abu dan mempunyai nilai kompetensi dan teruji. Tentu jika metode pengobatan ini terstandar dan teruji dalam menyembuhkan penderita. Berkacalah ke cina yang pengobatan tradisionalnya berkembang karena memang di kembangkan pemerintahnya dan telah dilakukan uji secara klinis ke pasien serta ada journal penelitian yang telah terpublish. contohnya salep mebo yang berasal dari tumbuhan tradisional china yang telah berkembang dan mendunia sehingga menjadi sangat laris di dunia . atau thromboless sebagai obat pemecah trombus asal cacing di cina yang telah mendunia . semua disokong secara bahu-manbahu antara pemerintah dan lembaga research and developmen medis terkait sehingga menjadi produk dunia yang tak bisa bendung dunia barat. Bagi kita apa hanya sibuk mengekspor , datangkan dan pakai tanpa mencoba untuk membuat ..

refresh with pomodoro juice and ice tea from westin hotel bar and longue


keyword  tag : Ruang praktek bedah dokter ramzi , dokter di negeri amburadul , kisah tentang praktek sinshe yang di lanjutkan 2 anaknya , Standar ganda pemerintah indonesia ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave a comment please..