Minggu, 07 Desember 2014

Mengenal sindroma bendungan vena pelvik (Pelvic Congestion Syndrome) pada wanita.....

Ruang Praktek bedah dokter ramzi spb | Pelvic congestion sindrome | suatu laporan kasus yang di lakukan secara endovaskular oleh divisi bedah vaskular RSCM jakarta.



   PELVIC CONGESTION SYNDROME DITERAPI DENGAN
 TINDAKAN ENDOVASKULAR COILLING PADA  VENA
 OVARICA KIRI
          Dr Ramzi Asrial SpB , Dr R Suhartono SpB (K) BV , Dr Alexander Jayadi Utama SpB (K) BV ,
                                                                Dr Dedy G Pratama SpB (K) BV
Introduction :
Lebih dari 33 % wanita didunia  pernah mengalami nyeri kronis didaerah pelvis , salah satu penyebab yg paling sering adalah varises di daerah pelvis. Kumpulan gejala ini disebut dengan Pelvic Congestion Syndroma . Pada laki-laki disebut sebagai varicicele. Seperti varises ditempat lain , kerusakan katup vena dan reflux  dari flow vena merupakan penyebab terjadinya varises ini. 15 % wanita usia 20-50 tahun memiliki varises pada rongga pelvic. Varises pada rongga pelvis dapat menyebabkan nyeri pada uterus , ovarium dan pulva. Nyeri pelvis kronis didiagnosa sekitar 15% merupakan Pelvic congestion syndroma dari semua kunjungan ke poliklinik ginekology.
Nyeri merupakan keluhan yg paling menonjol yang di jumpai pada bagian bawah abdomen dan Bokong . Nyeri biasanya tumpul ( dull ) dan cenderung bertambah hebat pada saat coitus , saat menstruasi , capek atau berdiri lama dan saat hamil. Selain rasa nyeri keluhan lain dapat di jumpai seperti Haid yang tidak normal , perdarahan dan discarge pada vagina , Ada varises lain pada bokong , vulva atau tungkai , nyeri saat haid serta bisa juga di jumpai adanya uterus membesar dan endometrium menebal.
Selain anamnese yang lengkap dan pemeriksaan fisik , diagnosa dapat juga di tegakkan dengan pemeriksaan USG , CT abdomen dengan kontras , CT angiografi vase vena , MR Angiografi atau pelvic venografi.
Tidak jelasnya gambaran varises di rongga perut secara kasat mata dan keluhan pasien yg tidak spesifik kerap membuat penyakit ini sulit atau terlambat di diagnosa. Jika diagnosa telah tegak sebenarnya penanganan Pelvic Congestion Syndroma dapat dilakukan secara pembedahan endovaskular seperti pemasangan coilling pada vena yg melebar tersebut selain operasi terbuka.seperti oovorektomi , hysterektomi , ligasi dll. Keuntungan tindakan coilling secara endovaskular adalah tidak invasif , angka keberhasilan cukup tinggi , cepat beraktifitas normal dan lebih aman.
Metode      :
Kami melaporkan seorang wanita usia 39 tahun dengan keluhan utama menstruasi banyak dan terus menerus yang dialami sejak dua bulan sebelum masuk kerumah sakit. Rasa nyeri dan pegal pada pinggang juga di alami penderita sejak waktu tersebut . Penderita pernah melahirkan secara sectio cesaria dan di jumpai adanya pelebaran pada vena ovarica dan vena uterina . Keadaan Umum  dan laboratorium dalam batas normal . Pada pemeriksaan CT angiografi fase vena terlihat adanya varikosa pada daerah pelvis dan ovarium dengan dilatasi vena ovarica bilateral. Kesimpulan merupakan suatu Pelvic Congestion Syndroma dengan inkompetensi katup vena ovarica kanan.



Hasil          :
Setelah dilakukan pemeriksaan lengkap pasien di rencanakan untuk dilakukan tindakan endovaskular angiografi dan coilling di kamar operasi cath lab . operasi dilakukan tanggal 19 oktober 2013.
Dengan pembiusan lokal pada lipat paha kanan menggunakan lidokain 2 % dilakukan puncture pada vena femoralis comunis kanan masuk sheet dan wire lalu pasang diagnostik kateter JR 6 F / 3,5 masuk ke vena cava inferior , terus ke vena renalis kiri dan masuk ke vena ovarica kiri . Lalu dilakukan penyemprotan bahan kontras .

Saat dilakukan venografi di vena renalis kiri terlihat zat kontras tampak mengisi vena renalis sampai ke ginjal namun sebagian besar aliran vena masuk ke vena ovarica kiri dan terus ke distal , sebagian kecil saja aliran vena renalis yang bermuara ke vena cava inferior.


Dilakukan pemasangan coiling pada vena ovarika kiri seperti terlihat pada posisi bagian distal dari vena ovarika kiri.

Pada DSA terlihat diagnostik kateter yang telah berada pada posisi di vena ovarika kanan lalu disemprotkan zat kontras , tampak aliran zat kontras melawan arah semprotan dan mengalir ke vena cava inferior dan diputuskan ini merupakan aliran normal sehingga tidak dalakukan tindakan coilling.

Kesimpulan  :
Tindakan bedah endovaskular dengan pemasangan coilling pada vena ovarika kiri pada penderita dengan pelvic congestion syndroma memberikan hasil yg baik dengan keluhan nyeri yang makin berkurang dan haid yang mulai teratur. Coilling akan menyebabkan trhombus pada vena ovarika kiri

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave a comment please..