opinion


1. nasib adik - adik dokter yang baru tamat , namun tak bisa kerja menangani pasien karena belum lulus ujian kompetensi.

Ada beberapa hal yang cukup mengganjal di pikiran melihat adik-adik dokter yang baru selesai dan telah di terima sebagai pegawai negri di rumah sakit , Namun pada kenyataannya mereka tidak dapat melaksanakan tugas sesuai ilmu yang telah di pelajarinya lebih dari setahun.Hal ini terganjal oleh ujian kompetensi yang bahkan telah lebih dari 5 X . Saya khawatir hal ini malah semakin memperlemah pengetahuannya karena sudah lebih setahun tidak pernah berinteraksi dengan pelayanan pasien.Dan ditempatkan pada pekerjaan administrasi saja.

Cukup terusik hati kita melihatnya , mungkin bukan satu atau dua orang saja yang mengalami hal seperti ini .Saya berpikir harus ada jalan keluar terhadap masalah yang seperti ini.di satu sisi mereka telah di sumpah sebagai dokter yang harus melayani pasien .Sementara di sisi lain mereka harus berhadapan lagi dengan tirai yang menghalangi untuk melayani pasien.Pada hal di luar sana sangat - sangat banyak orang - orang yang tidak jelas dasar pendidikannya melayani pasien atau korban - korban dengan sangat bebasnya.bahkan beriklan di media massa atau TV tanpa adannya perhatian dan niat baik pihak yang berkompeten atau dinas terkait untuk menertibkan nya.

Ini harus jadi pemikiran kita semua . harus ada jalan keluar terhadap permasalahan ini sehingga tidak menimbulkan korban yang lebih banyak lagi.Mungkin melakukan ujian atau test kompetensi sebelum mereka di wisuda adalah jalan yang lebih baik sebagai suatu alternatif pemecahan masalah.Dan jangan di persulit mereka dalam melakukan urusan ini ...

2. Rendahnya keterwakilan tenaga kesehatan di eksekutif dan legislatif sehingga jadi personil yang terpinggirkan.

Tidak bisa di pungkiri bahwa saat ini , keberadaan kita sebagai tenaga kesehatan seperti terpinggirkan , tak di perhatikan dan boleh di bilang tidak punya kekuatan karena rendahnya rasa kebersamaan dan telah puas dengan kehidupan sendiri-sendiri . Ini hanya lah sebuah fakta yang bisa kita lihat disini. sehingga tenaga kesehatan minim keterwakilan pada ke dua lembaga tersebut.kenapa karena kita mempunyai ambang yang sangat rendah terhadap masalah atau problem yang di hadapi oleh teman-teman seprofesi. malah jika yang satu terkena masalah yang lain malah ikut menghujat dll. sehingga suara yang muncul adalah perpecahan dan akhirnya berlaku prinsip loe - loe and gue - gue.

3. Hari ini kami dokter indonesia harus bersedih lagi dan tersentak mendengar ada ahli kebidanan di manado yg telah diputuskan hukum badan setelah pasien yg di operasinya untuk menolong melahirkan bayi atas indikasi medis dan telah sesuai dengan sop emergensi meninggal . Dimana IDI selama proses persidangan panjang dari daerah sampai ke MA...dimana IDI ?  , Apakah seorang peserta didik tidak dilindungi dengan payung hukum ? dimana para pakar dan ahli yang bersaksi untuk mereka ? pelecehan terhadap profesi kedokteran itu sendiri banyak dilakukan oleh oknum - oknum dalam profesi itu sendiri . dan sumpah hypokrates yg telah dilupakan oleh sebagian besar kita sehingga banyak pula sejawat yg makan daging sejawat sendiri...dan akhirnya seorang menteri di negara antah berantah ini akan memakan daging sejawat untuk karir politiknya dengan ancaman akan membunuh pelan2 sejawat yg sudah mempercayainya duduk sebagai pimpinan..nauzubilah...insyaAllah kami akan selalu mendoakan semoga anda berumur panjang .amiin..

4. Wahai para dokter dan paramedis indonesia mari bersatu dan salurkan suara kita dan keluarga besar kita melalui orang yang  punya perhatian kepada profesi kita , pilihlah calon presiden yang akan memperhatikan perkembangan pelayanan kesehatan , memperhatikan kelayakan hidup petugas medis , orang yang prihatin dengan nasib kita , jangan memilih calon presiden yang akan menelantarkan dunia medis , orang yang selama ini menindas petugas medis , orang yang mementingkan karir politiknya dengan menginjak-injak kita sebagai petugas medis , Calon yang tidak peduli dengan perkembangan dunia medis dan hanya berharap pelayanan minimal , orang yang punya kemampuan dunia global , punya visi kedepan dan mampu memahami perkembangan kedokteran mendunia , tidak seperti katak dalam tempurung , orang yang akan tegas dengan hukum dan undang - undang kesehatan dan kedokteran , calon presiden yang tidak mencla mencle., orang yang tegas pada bawahan , Orang yang berwibawa di mata negara tetangga dan segala lapisan penduduk indonesia. Kita ingin perubahan yang bermakna , perubahan jelas tentukan pilihan kita dan jangan mengulangi kesalahan yang sama seperti pemilihan sebelum-sebelumnya. Secara individu kita tidak setuju dengan pernyataan segelintir pengurus besar IDI yang menyatakan dokter tidak boleh berpolitik , naif dan salah tentunya dan pernyataan seperti inilah yang membuat kita termarginalisasi , terbelakang dan di kangkangi oleh pihak manapun , padahal kalau kita berkaca pada zaman dahulu siapa yang tidak kenal dr cipto mangunkusumo , dr sutomo dll yang terjun kedunia politik dan menjadi jiwa pergerakan dan perjuangan nasional . Lalu saat ini ....realita..?


keyword  tag : Ruang praktek bedah dokter ramzi , dokter di negeri amburadul , Dokter indonesia mesti di ajarkan ilmu hukum dan ilmu politik , sebaiknya jadi savety dokter saja , Payung hukum dulu baru profesional ?